Rabu, 23 April 2014

AKREDITASI RUMAH SAKIT




Akreditasi rumah sakita adalah suatu proses dimana suatu lembaga independen baik dalam ataupun luar negeri yang melakukan assesment terhadap rumah sakit berdasarkan standar akreditasi yang berlaku. Rumah sakit yang telah terakreditasi akan mendapatkn pengakuan dari pemerintah karena telah memenuhi standar pelayanan dan management yang ditetapkan.

Proses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya keslamatan dan budaya budaya mutu di rumah sakit sehingga rumah sakit senantiasa berusaha meningkatkan mutu dan keamanan pelayananya.

KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) merupkan lembaga independent dalam negeri sebagai pelaksana akreditasi dalam rumah sakit yang bersifat fungsional dan non fungsional.

JCI (Joint Commision International) merupakan badan akreditasi non-profit yang berpusat di Amerika Serikat dan bertugas menetapkan dan menilai standar performa para prmberi pelayanan kesehatan. JCI merupkan lembaga independent luar negeri yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan sebagai pelaksana akreditasi internasional.

Standar Akeditasi Nasional terangkum dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit (SARS) sedangkan standar akreditasi internasional terangkum pada edisi keempat Joint Commision International Accreditation Standars for Hospital.


Standar-standar akreditasi

A. Standar yang berfokus pada pasien.

1. Akses ke Perawatan dan Kesinambungan Perawatan (APK) /Acces to Care and Continuity of Care (ACC)
2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)/Patient and Familly Rights (PFR)
3. Asesmet Pasien (AP) /Assesment of Patient (AOP)
4. Perawatan Pasien (PP) /Care of Patient (COP)
5. Perawatan Anestesi dan Bedah (PAB) / Anestesia and Surgical Care (ASC)
6.Manajement dan Penggunaan Obat-obatan (MPO) / Medication Management and Use (MMU)
7. Penyuluhan Pasien dan Keluarga Pasien (PPKP) /Patient and Family Education (PFE)

B. Standar yang berfokus pada manajemen

1. Perbaikan Mutu dan Keslamatan Pasien (PMKP)/ Quallity Improvement and Patient Safety (QPS)
2. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)/ Prevention and Control of Infection (PCI)
3. Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Arah ( TKKA) /Governance, Leadership, and Direction (GLD)
4. Manajement dan Keamanan Fasulitas (MKF)/ Facility Mangement and Safety (FMS)
5. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)/ Staf Quallyficaation and Education (SQE)
6. Manjement Komunikasi dan Informasi (MKI)/ Management of Communication and Information (MCI)

C. Sasaran internasional keslamatan pasien (SIKP)/ International Patient Safety Goals (IPSG)
D. Milenium Development Goals(MDGs)

Selasa, 22 April 2014

PEMAKAIAN GAUN BEDAH UNTUK OPERASI





1. Memakai gaun bedah sendiri

     ~ ambil gaun bedah seteril, dengan cara memegang bagian leher angkat dengan kedudukan tangan setinggi bahu.
     ~ pegang bagian leher dengan lengan setinggi bahu dengan menjaga bagian dalam gaun tetap menghadap ke pemakai.
     ~ kibaskan gaun dan bersamaan dengan itu masukkan lengan gaun dengan tetap menjaga ketinggian setinggi bahu.
     ~ petugas yang tidak seteril mngambil bagian dalam dari gaun dan menarik kebelakang untuk merapikan dan harus menutup bagian belakang.
    ~ gunakan sarung tangan seteril dengan posisi tertutup(jari jangan sampai keluar gaun)
    ~ ambil ikatan seteril dan bungkus dengan kertas sarung tangan dan berikan ke perawat non steril, dan berputarlah sehingga ikat gaun belakang tertutup dan ikat sendiri.

2. Memakaikan gaun bedah ke operator

 ~  petugas yang akan memakaikan jas kepada operator harus sudah melakukan gauning dan gloving.
 ~  ambil gaun dengan posisi luar gaun menghadap kita, dan pastikan lengn tidak ada yang terlipat.
 ~ pakaikan kepada operator secara bersamaan kedua lengan tangannya, biarkan perawat non seteril mengikatkan belakang gaun sembari kita memakaikan sarung tangan seteril kepada operator.
 ~ ambil ikatan seteril danq berputarlah sehingga ikatan belakang tertutup .




PEMAKAIAN SARUNG TANGAN SETERIL



1. MEMAKAI SARUNG TANGAN SETERIL TANPA MEMAKAI GAUN

~ pegang sarung tangan pada bagian terlipat keluar.
~ masukkan jari- jari tangan dan sesuaikan agar bagian luar tidak menyinggung kulit.
~ pakai sarung tangan lainnya dengan memegang bagian dalam lipatan sarung tangan dan usahakan agar bagian luar tidak menyinggung kulit.
~ usahakan tangan yang sudah memakai sarung tangan seteril untuk tetap posisinya di depan dada dan tidak memegang apapun yang non steril

2. MEMAKAI SARUNG TANGAN SETERIL SETELAH MEMAKAI GAUN

~ usahakan jari tangan tetap berada di dalam gaun saat memegang sarung tangan yang terlipat keluar.
~ pastikan sarung tangan sesuai dengan tangan kanan (R/right) atau tangan kiri (L/left)
~ posisikan jempol sarung tangan sejajar dengan jempol jari dengan jari masih di dalam gaun, dengan bantuan tangan satunya yang masih tertutup gaun pakai sarung tangan.
~ seperti tahap sebelumnya lakukan pemakaian sarung tangan pada tangan satunya dan rapikan.

3. MEMAKAIKAN SARUNG TANGAN SETERIL PADA OPERATOR YANG SUDAH MEMAKAI GAUN

~ pastikan kita sudah memakai gaun sarung tangan seteril,
~ ambil sarung tangan seteril yang udah dibuka, pastikan untuk tangan kanan apa tangan kiri, lipat bagian bibir keluar dengngan posisi tangan kita agak menariknya sehingga operator bisa memasukkan tangannya.
~ lakukan pada sarung tangan satunya.

INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOAL (IPSG)




Yaitu standar internasional di rumah sakit dimana mengutamakan keselamatan pasien.

1. Ketepatan identifikasi pasien

Identifikasi dilakukan pada saat :
- pemberian obat, darah, atau produk darah
- pengambilan darah / spesimen pemeriksaan.
- sebelum melakukan tindakan/prosedur pelayanan
Pasien diminta untuk menyebutkan Nama , tanggal lahir(umur), dengan mencocokan nomer rekam medik pada gelang pasien.

2. Peningkatan komunikasi efektif

Penggunaan komunikasi verbal, lisan atau per telepon dilkukan hanya pada kondisi mendesak bila pelyanan secara tertulis tidak dapat dilakukan.
- Lakukan tehnik SBAR ( SITUATION -BACKGROUND -ANALYSIS -RECOMONDATION) untuk pelaporan pelayanan verbal melewati telepon.
- Lakukan TBK (Tulis Baca Konfimasi) untuk semua perintah verbal dan pembacaan hasil pemeriksaan uji laboratorium yang kritis, dan beri tanda TBK. Pada setiap dokumentasinya.

3. Waspada penggunan obat HAM

Penggunaan obat HAM harus menggunakan 7benar : benar obat, pasien, dosis, waktu, rute pemberian, benar dokumentasi dan benar informasi.
Yang termasuk dalam obat HAM yaitu elektrolit konsetrat serta obat yang terlohat mirip atau nama kedengaran mirip
(Nama Obat dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA)

4. Tepat prosedur, tepat lokasi serta tepat pasien pembedahan

Lakukan sign in pasien sebelum melakukan pembiusan, lakukan time out sebelum insisi, lakukan sign out sebelum penutupan operasi

5. Menurunkan resiko infeksi.

Resiko infeksi bisa dikontrol dengan melakukan cuci tangan prosedural hands rub/ antiseptic berbasis alkohol apa hands wash/ menggunakan air mengalir dan sabun. Lakukan cuci tangan wajib saat 5 moment

6. Menurunkan resiko jatuh pada pasien.

Penilaian resiko jatuh pada anak menggunakan humpty dumpty sedangkan untuk dewasa menggunakan metode morse fall.
Penggunaan gelang berwarna kuning dan papan penanda resiko jatuh wajib terpasang.

JENIS JENIS CUCI TANGAN




Cuci tangan bertujuan untuk menghilangkan kotoran beserta mengurangi penularan infeksi.

Cuci tangan ada 2 jenis yaitu :
1. Hands rub yaitu cuci tangan prosedural menggunakan alkohol glyserin dilakukan setelah melakukan 5moment .
2. Hands wash yaitu cuci tangan prosedural menggunakan chlorhexidime dilakukan setelah melakukan 5moment dan setelah melakukan 5kali hands rub.

5 moment cuci tangan

1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Setelah kontak dengan pasien.
3. Sebelum melakukan tindakan abseptik.
4. Setelah terkena cairan tubuh pasien.
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

CUCI TANGAN PROSEDURAL

1. Ambil cairan pembersih dan usapkan ke telapak tangan.
2. Gosok sela-sela jari lewat punggung tangan secara maju mundur, lakukan juga pada tangan satunya.
3. Gosok sela sela jari lewat telapak tangan secara maju mundur..
4. Kaitkan jari kedua tangan dan lakukan dengan gerakan menggeser.
5. Pegang jempol tangan kiri seperti memegang stang motor dan gerakan seperti mengegas sembari jempol tangan kanan mengusap punggung tangan kanan, lakukan juga pada tangan satunya secara bergantian.
6. Kuncupkan jari tangan dan tempelkan pada telapak kanan satunya lakukan gerakn memutar ke arah jempol, lakukan juga pada tangan satunya.
Lakukan semua gerakan masin- masing 4 hitungan sehingga total 36 hitungan.


CUCI TANGAN BEDAH

1. Pastikan lepas cincin, gelang, jam tangan, dan gulung lengan hingga minimal 10 cm diatas siku.
2. Buka sikat yang sudah ada chlorhexidime glucoronate dari bungkus sebelum terkena air.
3. Bilas tangan hingga 10 cm diatas siku pada kedua tangan,masing-masing 4hitungan
4. Ambil pembersih kuku yang sudah disertakan dalam sikat, bersihkan kuku kedua tangan pada air mengalir.
5. Ambil sikat yang sudah dibuka tadi, busakan dengan membasahi dengan air, kemudian bilaskan busa pada kedua tangan hingga pergelangan tangan.
6. Gunakan sikat untuk menyikat kuku selama 60 hitungan lakukan pada kedua tangan dan bilas pada air mengalir bersamaan membilas spons
7. Pisahkan sikat denngan spon dan busakan sepons gosok jempol dan lakukan selama 3kali, lanjut sela antara telunjuk dengan jempol kemudian menggosok memutar telunjuk selama 3kali dan lakukan hingga kelingking. Gosok pergelangan bagian dalam memutar hingga punggung lakukan kebawah menyambung hingga 2/3 lengan dan lakukan point 7pada tangan satunya dan buang spons pada tempatnya.
8. Bilas busa pada kedua tangan. Lanjutkan dengan cuci tangan prosedural 6langkah.